Headlines News :
Home » » Fibonacci Retracement

Fibonacci Retracement

Written By herikamsos on Sunday, November 25, 2012 | Sunday, November 25, 2012



Hikayat Fibonacci
Rasio Fibonacci cukup populer di kalangan para teknikalis. Angka-angka yang dihasilkan dari perhitungan rasio ini cukup membantu kita dalam menentukan level entry dan exit.
Rasio Fibonacci pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli matematika abad pertengahan asal Italia. Namanya Leonardo Fibonacci yang berasal dari kota Pisa. Ia memperkenalkan deret angka yang rasionya terdapat dalam proporsi bentuk-bentuk di alam. Deret angka tersebut juga ia libatkan dalam perhitungan perkembangbiakan kelinci dalam situasi yang ideal. Di kemudian hari, deret ini dikenal dengan deret Fibonacci atau angka Fibonacci.

Deret tersebut adalah: 0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89,… dan seterusnya.
Trivia quiz untuk Anda: berapakah yang muncul setelah 89? Kalau Anda menjawab dengan benar tanpa bertanya pada om Google atau tante Wiki, maka sepertinya Anda memiliki potensi yang besar untuk menjadi teknikalis handal. :)
Dari deret tersebutlah ditemukan ada rasio yang paling ditemui di setiap bentuk benda di alam ini, yaitu kira-kira 1 : 1.618 atau 0.618 : 1. Rasio ini yang kemudian disebut sebagai “golden ratio”.
Itulah sedikit hikayat Fibonacci. Oke, kita akan segera keluar dari segala kerumitan matematika ini… (Akhirnya!)
Penerapan Dalam Trading: Fibonacci Retracement
Tenang, Anda sama sekali tidak perlu menghitung rasio Fibonacci dalam praktek trading Forex. Platform trading yang kita pakai (Metatrader) telah menyediakan tool yang sangat membantu kita untuk mengaplikasikan ilmu warisan Fibonacci ini secara instan. Nama tool tersebut adalah Fibonacci retracement.
Para trader menggunakan level-level yang diberikan oleh Fibonacci retracement untuk membantu menentukan kisaran area yang potensial sebagai support dan resistance. Tool ini bisa dimanfaatkan dengan baik pada saat pasar sedang dalam keadaan “trending”, baik itu saat up trend maupun down trend. Konsep dasar penggunaan Fibonacci retracement adalah mencari peluang buy ketika harga berada di kisaran support. Sebaliknya, kita bisa mencari peluang sell ketika harga berada di kisaran resistance yang diperoleh dari Fibonacci retracement.
Untuk bisa menemukan level-level retracement, kita harus terlabih dahulu menemukan titik-titik tertinggi dan terendah yang signifikan. Titik-titik tersebut kita sebut sebagai “swing high” dan “swing low”.
Pada pergerakan di saat up trend, yang kita lakukan adalah menarik Fibonacci retracement dari swing low ke swing high seperti yang terlihat dalam gambar di bawah ini.
Sebaliknya, pada pergerakan di saat down trend, yang kita lakukan adalah menarik Fibonacci retracement dari swing high ke swing low seperti yang terlihat dalam gambar di bawah ini.
Terlihat dalam kedua gambar di atas bahwa level-level Fibonacci yang kita gunakan dalam trading adalah level 0.0%, 23.6%, 38.2%, 50.0%, 61.8%, 76.4% dan 100.0%. Level-level itulah yang kita jadikan sebagai acuan atau referensi untuk menentukan area support dan resistance.
Dengan menggunakan Fibonacci retracement ini, kita juga dapat mengambil beberapa level untuk kita jadikan area referensi yang akan berguna untuk menentukan level entry. Level-level yang populer adalah 38.2%, 50.0% dan 61.8%. Di kisaran level-level tersebut seringkali muncul sinyal buy atau sell yang akurasinya cukup tinggi.
Level-level Fibonacci retracement sebenarnya adalah level-level support dan resistance. Jadi, area referensi untuk mencari sinyal sell sebenarnya adalah area resistance. Dengan demikian, area referensi untuk mencari sinyal buy sebenarnya adalah area support.
Strateginya mirip dengan bounce trading, atau lebih tepatnya: swing trading. Kita menunggu pullback hingga ke area referensi dan mencari apakah ada konfirmasi sinyal buy atau sell. Namun karena kita belum mempelajari sinyal buy maupun sell, untuk sementara kita menggunakan Fibonacci retracement saja dulu. Ketika pergerakan harga tertahan di area referensi tersebut, maka kita bisa mencoba untuk melakukan sell atau buy.
Sekarang, mari kita lihat aplikasinya pada grafik pergerakan harga.
Strategi Buy
Seperti yang sudah dijelaskan, kita bisa memanfaatkan area referensi Fibonacci untuk mencari level buy. Tentu saja hal ini kita lakukan pada saat up trend. Di bawah ini ada contoh grafik berdasarkan pergerakan GBP/USD pada sekitar tanggal 3 November 2011 hingga 8 November 2011. Kita akan mempelajari praktek strategi buy dengan menggunakan area referensi berdasarkan Fibonacci retracement. Anda siap? Sebaiknya demikian. :)
Dalam contoh di atas kita telah menggambar Fibonacci retracement dengan acuan swing low di 1.59445 (100.0%) dan swing high di 1.60630 (0.0%). Area yang berwarna kuning itu adalah area referensi kita, di mana kita akan mencoba mencari konfirmasi pantulan yang merupakan sinyal buy bagi kita. Di dalam area referensi itu ada tiga level retracement, yaitu: 1.60177 (38.2%), 1.60038 (50.0%) dan 1.59898 (61.8%). Ketiga level ini merupakan support.
Kita menunggu sampai harga masuk ke area referensi itu. Level terbaik untuk Buy adalah di sekitar 61.8%, namun ada kalanya kita juga mendapatkan konfirmasi pantulan di sekitar 50.0%.
Nah, sekarang kita bisa melihat bahwa harga berkali-kali mencoba menembus level 1.59898 (61.8%). Terlihat level tersebut “diuji” hingga empat kali, namun selalu candlestick ditutup di atas 1.59898. Ini merupakan pertanda bahwa support itu kuat dan inilah saatnya kita melakukan buy, di sekitar 1.60038. Targetnya adalah level 1.60630 (0.0%), sementara antisipasinya berada di exit point (1) atau exit poit (2). Jadi kalau harga ternyata malah turun, kita akan lepas posisi buy kita di salah satu dari kedua level tersebut.
Mengapa harus ada exit point? Untuk antisipasi jika ternyata pasar berkehendak lain, yang berlawanan dengan perkiraan kita. Ingat selalu bahwa tidak ada analisis teknikal yang 100% benar. Analisis teknikal hanya membantu kita untuk mendekati kebenaran. Lho, terus bagaimana dong? Nanti, di level Advanced, kita juga akan mempelajari mengenai manajemen resiko dan manajemen modal, yang kalau dipadukan dengan pengetahuan analisis teknikal yang baik akan menjdi senjata ampuh dalam trading. Semangat! :)
Mengapa ada dua exit point? Karena seringkali tembusnya level 76.4% merupakan indikasi awal bahwa arah tren akan berubah, sehingga banyak trader yang memilih untuk “bermain aman” dengan melepas posisi mereka setelah level tersebut tembus (break). Namun konfirmasi perubahan arah tren (reversal) sebenarnya adalah level 100.0%, sehingga para trader yang lebih “berani” memilih tembusnya level tersebut sebagai exit point mereka. Jadi, ini lebih kepada style dan mungkin kekuatan modal.
Oke kita lihat sekarang apa yang terjadi pada GBP/USD setelah kita melakukan buy.
Ternyata GBP/USD naik dan target kita tercapai! Indah bukan? :)
Strategi Sell
Strategi ini sebenarnya hanya merupakan kebalikan dari strategi buy. Kalau strategi buy dilakukan pada saat up trend, maka strategi sell ini dilaksakanan pada saat down trend.
Di bawah ini adalah grafik pergerakan EUR/USD.
 
Pada saat ini kita menunggu terjadi pullback ke area referensi sell yang berada di kisaran antara 1.37461 (38.2%) hingga 1.38995 (61.8%). Di tengah-tengah ada level 50.0% yang berada di level 1.38228. Ingat ya, ketiga level ini adalah level resistance dan area referensi kita itu sebenarnya adalah area resistance.
Nah, sekarang pullback telah terjadi dan kita bisa melihat bahwa harga telah berada di dalam area referensi. Perhatikan bahwa harga tidak mampu menembus ke atas level 1.38995 (61.8%), bahkan malah turun dan tembus ke bawah 1.38228 (50.0%). Inilah sinyal bahwa kita boleh melakukan sell dengan target di level 1.34980 (0.0%). Jangan lupa, antisipasinya adalah di exit point (1) atau (2), seandainya ternyata perkiraan kita salah.
Sekarang, mari kita lihat apa yang terjadi selanjutnya….
Yap, hari yang indah….
Memang aplikasi Fibonacci retracement ini terlihat mudah. Nah, sekarang yang perlu juga untuk diketahui bahwa sebenarnya tidak semudah itu. Kebanyakan kesalahan terjadi ketika menentukan swing high dan swing low. Maka dari itu, diperlukan pengamatan yang jeli dan latihan untuk mengasah ketajaman kita mengenali swing high dan swing low. Juga, kesabaran untuk menanti konfirmasi di area referensi mutlak diperlukan untuk bisa mempraktekkan teori ini dengan baik.


Share this post :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Kamsos Template | Kamsos Template
Copyright © 2011. SEKOLAH TRADING FOREX - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Kamsos Template
Proudly powered by Blogger